22.1.13

Komedi atau Cerita Sedih

Bila terdapat sebuah pilihan untuk memilih antara kegembiraan atau kesedihan, hampir dapat dipastikan semua orang akan memilih kegembiraan. Walaupun kesimpulan ini tidak diperkuat data penelitian, bukan berarti kesimpulan ini asal-asalan. Karena, sudah menjadi sifat dasar manusia untuk memilih yang menyenangkan daripada yang tidak menyenangkan. Suasana senang pasti akan selalu menjadi prioritas utama yang dikejar seluruh manusia. Sebenarnya, apapun yang dikerjakan manusia tidak lain adalah mengejar apa yang disepakati dengan nama "senang".
Orang mencuri, korupsi, berbohong, menipu, mengaji, menulis, politikus, agamawan pada muaranya hendak mengejar kebahagiaan. Cara baik ataupun cara buruk yang mereka pergunakan semua pasti mempunyai tujuan. Adapun tujuan mereka melakukan aktivitas-aktivitas tersebut adalah untuk menyenangkan hati dan membahagiakan diri sendiri.
Kebahagiaan, dimana kegembiraan dan kesenagan melingkupi yang hendak dicapai semua orang. Kekayaan, mobil dan uang berlimpah hanyalah pelantara semata yang dianggap orang menjadi salah satu jalan menuju kebahagiaan. Walaupun banyak juga orang yang mengukur kebahagiaan dengan kepuasan batin.  Tetapi, semuanya sebenarnnya hendak mencari kebahagiaan. Orang melakukan perjalanan berkeliling dunia ataupun meneliti keagungan alam semesta tidak lain juga untuk mencari kebahagiaan dan kesenangan.
Maka, bila ada pilihan hidup antara kesenangan dan kesedihan, tentulah kesenangan yang akan dipilih. Sebab hal itu adalah fitrah manusia, hakikat yang hendak selalu dikejar oleh manusia. Dan, hal ini merupakan suatu nilai universal yang dimiliki manusia. Karenanya, tanpa perlu penelitian langsung, kita semua akan tahu dengan garis nilai ini.
Tetapi, bagaimana bila kita dipilih untuk menonton tayangan televisi yang berbau kesedihan seperti sinetron-sinetron yang marak sekaligus menghiasi layar kaca kita atau tayangan-tayangan berbau komedi. Yang jelas nilai universal tentang kebahagiaan tentu mempunyai ukuran-ukuran yang harus di sesuaikan dengan karakter orang, pengaruh lingkungan, susasana hati, dan tipologi yang kesemuanya itu adalah sifat dasar manusia.
Pastinya akan berbeda dengan kasus-kasus tersebut sebab banyak orang merasa senang dan bahagia menonton sinetron yang menguras air mata, mempermainkan hati, dan tentunya membohongi penonton . Namun, disisi lain banyak banyak orang pula yang yang tidak suka bahkan menghujat tayangan sinetron yang ceritanya berbelit-belit tidak tau kemana ujungnnya. Mereka menganggap sinetron sebagai sebuah tontonan yang tidak mendidik, membuang waktu,mubazir.
Terlepas dari perdebatan presepsi-presepsi yang mempunyai alat kebenaran sendiri-sendiri. Mereka semua, dengan pilihan hatinya merasa "enjoy" dengan keadaan tersebut. Mereka semua merasakan sebuah kebahagiaan walaupun dengan cara yang tidak masuk akald an diluar kemampuan rasional. Tujuan mereka tetap, yakni bagaimana mengejar kebahagiaan dengan menonton sinetron-sinetron tersebut. Bahkan, bila mereka tidak menonton sehari saja, seakan masuk neraka karena ketinggalan cerita dan dinamika yang memilukan hati.
Hak atas televisi yang seharusnya menjadi milik bersama atas nama keluarga, akan diambil alih waktu-waktu tersebut dengan segala cara dan upaya agar bisa menonton sinetron kesayangan. Sinetron sinetron yang lebih banyak ceritanya tentang kesedihan, kemarahan, kebencian yang ditampilkan tokoh antagonis, bukanlah kisah mendidik bernilai tuntunan yang bermutu tinggi. Tapi, entah kenapa banyak orang merasa senang dan bahagia dengan kisah-kisah seperti itu.
Pilihan tentunnya milik anda semua, pilihan hati yang dapat membahagiakan hati. Kisah sedih ataupun komedi, yang penting anda bahagia. Karena, kebahagiaan hati lebih berharga dari pada gunung emas sekalipun. Pilihan hidup dengan atau untuk bahagia. Dengan sedih ataupun tertawa asalkan kita merasa bahagia dengan pilihan tersebut. Tak perlu memaksa menonton komedi bila ternyata anda sedih melihatnya. Tonton saja yang merasa membuat bahagia, begitu juga dengan hidup. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengapa Kurikulum Perlu Berubah ?

  Oleh Eka Jati Ashari Dalam dunia pendidikan adanya kurikulum sangatlah penting. Arah dan tujuan pendidikan diatur di dalam kurikulum sehin...